Foreign exchange (forex), dalam bahasa Indonesia disebut valuta asing (disingkat valas), diartikan sebagai mata uang asing dan alat pembayaran lainnya yang digunakan untuk melakukan atau membiayai transaksi ekonomi keuangan internasional dan yang mempunyai catatan nilai tukar resmi (kurs) pada bank sentral.
Dalam kehidupan manusia yang global, hampir seluruh aspek kehidupan manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung, tidak luput dari pengaruh valas atau forex.
Pada tingkatan negara, perorangan maupun perusahaan yang tidak pernah melakukan aktifitas internasional (ekspor dan impor), secara langsung maupun tidak langsung, tetap terpengaruh oleh valas. Contohnya: seorang mahasiswa dan pengusaha kecil yang tidak mempunyai aktifitas ekspor/impor akan ikut terpengaruh jika nilai mata uang Yen (JPY) menguat dengan signifikan terhadap mata uang lainnya. Pengaruh terjadi karena setiap hari sang mahasiswa dan pengusaha kecil tersebut menggunakan kendaraan umum yang dibuat oleh pabrikan Jepang. Dengan adanya penguatan JPY tersebut, maka harga suku cadang kendaraan akan naik, tarif angkutan ikut naik, dan pada akhirnya akan mempengaruhi kehidupan sang mahasiswa dan pengusaha kecil tadi.
Pada tingkat internasional, wisatawan mancanegara yang sering bepergian ke berbagai negara tentu memerlukan valas untuk memenuhi kebutuhannya. Demikian juga dengan perusahaan yang melakukan berbagai kegiatan yang berhubungan dengan ekspor dan impor.
Mata uang yang sering digunakan sebagai alat pembayaran dan kesatuan hitung dalam transaksi ekonomi dan keuangan internasional disebut hard currency, yaitu mata uang yang nilainya relatif stabil dan kadang-kadang mengalami apresiasi atau kenaikan nilai dibandingkan mata uang lainnya. Hard currency umumnya berasal dari negara industri maju seperti Amerika Serikat (USD), Jepang (JPY), Inggris (GBP), Swiss (CHF), Canada (CAD) dan Australia (AUD).
Soft currency adalah mata uang lemah yang jarang digunakan sebagai alat pembayaran dan kesatuan hitung karena nilainya relatif tidak stabil dan sering mengalami depresiasi atau penurunan nilai dibandingkan dengan mata uang lainnya. Mata uang negara berkembang umumnya masuk kategori ini, seperti Filipina (PHP), Singapura (SGD), India (INR), dll.
Total valas (forex) yang dimiliki oleh pemerintah dan swasta suatu negara umumnya disebut "cadangan devisa". Saldo cadangan devisa ini dapat diketahui dari posisi Neraca Pembayaran Internasional ( Balance of Payment ).
Dalam kehidupan manusia yang global, hampir seluruh aspek kehidupan manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung, tidak luput dari pengaruh valas atau forex.
Pada tingkatan negara, perorangan maupun perusahaan yang tidak pernah melakukan aktifitas internasional (ekspor dan impor), secara langsung maupun tidak langsung, tetap terpengaruh oleh valas. Contohnya: seorang mahasiswa dan pengusaha kecil yang tidak mempunyai aktifitas ekspor/impor akan ikut terpengaruh jika nilai mata uang Yen (JPY) menguat dengan signifikan terhadap mata uang lainnya. Pengaruh terjadi karena setiap hari sang mahasiswa dan pengusaha kecil tersebut menggunakan kendaraan umum yang dibuat oleh pabrikan Jepang. Dengan adanya penguatan JPY tersebut, maka harga suku cadang kendaraan akan naik, tarif angkutan ikut naik, dan pada akhirnya akan mempengaruhi kehidupan sang mahasiswa dan pengusaha kecil tadi.
Pada tingkat internasional, wisatawan mancanegara yang sering bepergian ke berbagai negara tentu memerlukan valas untuk memenuhi kebutuhannya. Demikian juga dengan perusahaan yang melakukan berbagai kegiatan yang berhubungan dengan ekspor dan impor.
Mata uang yang sering digunakan sebagai alat pembayaran dan kesatuan hitung dalam transaksi ekonomi dan keuangan internasional disebut hard currency, yaitu mata uang yang nilainya relatif stabil dan kadang-kadang mengalami apresiasi atau kenaikan nilai dibandingkan mata uang lainnya. Hard currency umumnya berasal dari negara industri maju seperti Amerika Serikat (USD), Jepang (JPY), Inggris (GBP), Swiss (CHF), Canada (CAD) dan Australia (AUD).
Soft currency adalah mata uang lemah yang jarang digunakan sebagai alat pembayaran dan kesatuan hitung karena nilainya relatif tidak stabil dan sering mengalami depresiasi atau penurunan nilai dibandingkan dengan mata uang lainnya. Mata uang negara berkembang umumnya masuk kategori ini, seperti Filipina (PHP), Singapura (SGD), India (INR), dll.
Total valas (forex) yang dimiliki oleh pemerintah dan swasta suatu negara umumnya disebut "cadangan devisa". Saldo cadangan devisa ini dapat diketahui dari posisi Neraca Pembayaran Internasional ( Balance of Payment ).